Dongeng Interaktif Bersama Jeeva Raghunath

Selain menikmati berbagai dongeng di Panggung Kancil, saya juga secara khusus mengagendakan untuk menyaksikan pertunjukkan dongeng spesial dari Jeeva Raghunath – storyteller asal India. Sebelum memutuskan masuk ke sesi Aunty Jeeva, saya sempat bingung ingin memilih penampilan siapa, antara I Made Taro & Gede Tarmada, Bali; Wajuppa Tossa, Thailand; Craig Jenkins, UK; Sheila Wee, Singapura; Seung Ah Kim, Korea Selatan; dan Ng Kok Keong, Malaysia. Berbekal hasil googling pun tambah bingung, semua storyteller-nya keren. Timbang-timbang plus minus, eh banyakan plus-nya ^_^

Jadi kenapa pilih Jeeva? karena jam pertunjukannya paling pertama, yakni pkl 10-11 WIB. Ini poin penting, mengingat ayah Luna harus masuk kantor sore hari. Dongeng istimewa yang dibawakan Jeeva dilaksanakan di Ruang Badak, Museum Nasional Jakarta atau paling populer dengan sebutan Museum Gajah. Selama pertunjukan, peserta dilarang untuk keluar-masuk ruangan demi kenyamanan bersama dan dilarang merekam pertunjukan. Ya, saya setuju!

jeeva-1

Kesan pertama, Jeeva ramah dan pandai memikat anak-anak. Bahkan sebelum dongeng dimulai, Jeeva sudah terlihat akrab dengan beberapa anak dan para orang tua yang hadir. Oh ya, meski Jeeva berasal dari India, tapi dia menggunakan bahasa inggris ketika mendongeng. Tak perlu khawatir, ada juga penerjemah bahasa indonesia selama pertunjukkan. Tapi ya, sekaliber Jeeva, meskipun dongeng dibawakan dalam bahasa inggris, anak-anak tetap mengerti alur cerita yang disampaikan loh! Jadi, kalaupun tak ada penerjemah bahasa indonesia, sepertinya dengan cara penyampaian, gerakan, ekspresi, intonasi suara, dan detail lain dari Jeeva, anak-anak tetap bisa menikmati.

Sesi pembukaan, Jeeva mengawali cerita dengan dongeng Tikus dan Harimau. Suara dan mimik Jeeva begitu mengena. Anak-anak pun terbawa suasana dengan suara-suara cit-cit-cit Si Tikus dan ternyata tikus itu adalah mereka sendiri. Heboh deh!. Masuk ke tema utama FDII 2016 ‘Cerita Indonesiaku”, Jeeva membawakan cerita rakyat Bawang Merah Bawang Putih. Secara mengejutkan, Jeeva pun mengajak beberapa anak untuk berperan menjadi Bawang Merah, Bawang Putih, dan Nenek Penolong. Menariknya lagi, semua anak terlibat dalam dongeng yang dibawakan, bisa menjadi teman-teman Bawang Putih dan menjadi Tikus! Ajaibnya, anak-anak ngikut aja gitu, tidak ada rasa takut, sungkan, atau malu. Spontan terjadi begitu saja, jadi bukan panggung Jeeva tapi panggung mereka.

jeeva-2

Selesai dongeng Bawang Merah Bawang Putih, Jeeva membawakan beberapa dongeng lainnya, seperti Kisah Buaya dan Monyet. Jeeva juga menceritakan kisah anak yang senang sekali berbicara dan akhirnya menjadi storyteller. Ya, ketika anak ceriwis maka tak menutup kemungkinan diarahkan menjadi seorang storyteller yang bisa berbagi cerita dan menghibur orang lain. Dongeng penutup pun dikemas Jeeva penuh kesan, bercerita tentang Dua Jari Jempol Kanan dan Kiri yang bertemu karena keinginan keduanya. Ah, puas banget menjadi bagian sesi Dongeng Istimewa dari Jeeva. Malahan, satu jam sepertinya kurang deh ya. Penasaran dengan pertunjukan dongeng Jeeva? Tunggu jadwal FDII tahun depan ya.

Leave a comment